19 Mar 2012

ISTIQOMAH

Dari Sufyan bin 'Abdillah radhiallahu' anhu, dia berkata: aku berkata: 'wahai Rasulullah!Ucapkanlah kepadaku suatu ucapan dalam Islam yang aku tidak akan menanyakannya kepada selain engkau!, Beliau bersabda: "ucapkanlah! 'Aku telah beriman, kemudian beristiqamahlah!' ". (HRMuslim)
            Sebagai seorang muslim tentu saja kita dituntut untuk istqomah, seperti hadist di atas di mana rosulullah menegaskan Abu Sufyan bahwa istiqomah merupakan keharusan kedua setelah beriman. Dengan keistiqomahan, air yang lembut pun dapat melubangi batu cadas yang sangat keras. Istiqomah adalah bahan bakar yang akan mengantarkan hamba dalam kebaikan sampai waktu mereka habis.
            Keistiqomahan tidak hanya pada ritual-ritual ukhrawi saja, semisal sholat wajib, qiyamullail, membaca Al-quran dan puasa. Namun istiqomah juga merupakan strategi ampuh melewati banyak tantangan menuju kesempurnaan. Istiqomah menjadikan cita-cita yang dianggap tidak mungkin menjadi mungkin bahkan, ia menjadikan perjuangan serasa nikmat.
Keistiqomahan atau ketekunan berlatih setiap hari telah mengantarkan Mike Tyson menjadi seorang petinju kelas dunia. Begitu juga Leonel Messi yang  gandrung bola sejak kecil  hingga ia dinobatkan sebagai pemain bola terbaik di bumi pada tahun 2011. Dalam dunia islam, keistiqomahan yang telah menngumpal menjadi gunung optimis menjadikan Muhammad Fatih Murrad dapat berdiri sebagai sang penakhluk Konstantinopel pertama.
Kecerdasan dan keberanian akan menjadi sia-sia dan berakhir dengan keputusasaan. Itu semua terjadi karena kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki tidak disimpan rapih dalam bungker keistiqomahan. Banyak cerita-cerita berakhirnya tokoh dunia dengan pilu lantaran ia tidak bisa mempertahankan laku baik hingga berakhir di lembah kenistaan.
Oleh karenanya kita harus mempunyai alasan kuat kenapa memilih cita-cita A, B atau C. Alasan itulah yang kemudian memacu semangat untuk terus istiqomah, untuk terus teguh dalam satu garis. Di sinilah peran agama sangat dibutuhkan, yakni memperjelas kemana arah cita-cita k dan tujuan kita.
Sebagai seorang muslim, cita-cita tidak dipahami sebatas pemenuhan kebutuhan duniawi saja, melainkan ia menembus sampai dunia yang kekal abadi yakni akhirat. Sehingga setiap perbuatan yang terorientasikan mengharap ridho Allah SWT akan menjadikan setiap proses pencapaiannya baik pula. Dengan orientasi yang jelas dan proses yang baik maka insyaallah apa yang kita citakan akan tercapai.

0 komentar:

Posting Komentar

monggo dikoment...