“hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertaqwa” (Q.S. Al-Baqoroh 183).
Ayat tersebut merupakan seruan atau
dalil tentang kewajiban berpuasa. Jika kita pahami lebih dalam pada ayat
tersebut maka kita dapat menagambil pelajaran yang sangat berharga. Sebuh rumus
yang apabila dijalankan maka akan mendapat kesuksesan baik di dunia dan tentu
saja diakhirat.
Pertama, bunyi kalimat ayat tersebut
hanya diperuntukkan kepada orang-orang beriman “hai orang-orang yang beriman”. Tidak diwajibkan kepada muslim,
orang biasa apalagi orang kafir. Secara istilah, iman berarti meyakini sepenuh
hati akan adanya Allah secara lisan, kata dan perbuatan. Sebelum menyebut
kalimat selanjutnya, Allah menegaskan bahwa ayat tersebut hanya diperuntukkan
untuk orang-orang yang beriman. Orang-orang yang percaya.
amahrizal.wordpress.com |
Kedua, ayat tersebut merupakan
seruan untuk melakukan sesuatu yakni “ diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu”.
Pekerjaan ini (puasa) hanya untuk orang-orang yang beriman. Dengan logika
sederhana maka orang-orang yang belum atau tidak beriman atau tidak percaya
tidak ditanggungkan tanggungjawab ini.
Setelah kita beriman dan bekerja
maka yang ketiga adalah bertaqwa “agar
kamu bertaqwa”. Imam Ali Bin Abi Thalib berkata bahwa salah satu ciri orang
bertaqwa adalah rela menerima apa yang diberikan Allah kepada hambanya. Sebagai
penutup, Allah meminta hambanya untuk bertawakal kepadaNya.
Ayat tersebut sebenarnya
menginspirasi kita dalam meraih kesuksesan. Tujuan yang ingin kita capai memang
harus kita percayai akan kesuksesannya. Percaya bahwa impian kita semisal ingin
menjadi profesor, ekonom, presiden akan kita raih dikemudian hari.
Kepercayaan yang kuat itulah yang
kemudian merasuk sampai inti otak dan relung hati. Ia mendarah daging dan
terngiang dalam setiap desah nafas. Dalam kondisi apapun kita selalu
membayangkan akan jadi apa kita kelak. Sehingga efeknya adalah setiap tindakan
kita merupakan rangkaian kerja dalam upaya mencapai cita-cita.
Tak cukup dengan percaya, maka
selanjutnya kita harus move on, bergerak.
Kita eksekusi atas apa yang telah kita percayai. Kita bersungguh-sungguh di
dalamnya. Dalam sebuah seminar, Sandiago Solahuddin Uno salah satu orang
terkaya di Indonesia mengatakan, kunci sukses adalah kerja keras, kerja cerdas,
kerja tuntas dan kerja ikhlas. Oleh karena itu agar kobaran semangat kita tidak
menyala percuma atau padam tiba-tiba maka harus dijaga dengan kerja-kerja yang
terorganisir, sistematis, fokus dan totalitas.
Terakhir, sebagai mahluk beragama
tentu saja kita meyakini bahwa ada zat yang maha kuasa. Zat yang mengendalikan
alam semesta dan segala isinya. Yang melapangkan rizki dan menyempitkannya. Oleh
karenanya, setelah kita berazam dan bekerja keras. Maka segala urusan akan kita
tutup dengan taqwa. Karena taqwa adalah wujud percaya kita akan adanya kekuatan
lain yang ikut bekerja bahkan penentu kesuksesan kita. Dan kekuatan itu tidak
lain dari Allah SWT.
binsar.blogspot.com |
Pemahaman
ini akan menjadikan kita legowo setelah bekerja keras. Tidak sombong ketika
berhasil juga tidak patah arang ketika mengalami ujian gagal. Inilah yang
menjadikan kita menganggap bahwa dunia itu ditangan bukan dihati, tak perlu
disombongkan dan tak perlu ditangisi. Sukses alhamdulillah, ketika gagal coba
lagi, dan begitulah seterusnya. Namun kita juga yakin bahwa Allah tidak akan
menyia-nyiakan setiap amal hambaNya. Kita juga harus yakin bahwa man jadda wajada.