2 Apr 2012

MENGUATKAN DENGAN TAMTSIL


hardiananto.wordpress.com
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah  adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Q.S Al-Baqoroh 261)
Begitu indah untaian kata dalam ayat tersebut. begitu juga kedalaman arti dan maknanya yang terkandung. Dalam surat Al-Baqoroh ayat 261, Allah memberikan ganjaran pahala yang begitu besar bagi orang-orang yang menginfakkan harta di jalan-Nya. Tidak tanggung-tanggung, Allah memberikan ganjaran pahala bagi mereka yang mau mengeluarkan hartanya dalam upaya dakwah berlipat-lipat “yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji” kemudian dipungkas dengan kalimat “Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki”. Artinya Allah memberi pahala tak terbatas bagi hambanya itu berdasar kehendak-Nya.
Jika dilihat dari struktur kalimatnya, terdapat perumpamaan yang digunakan dalam ayat tersebut. Allah mengumpamakan pemberian pahala dengan sebutir benih yang tumbuh dan berkembang. kemudian jika   kita cermati, dalam Al-quran Allah  banyak menggunakan perumpamaan dalam ayat-ayatnya. Perumpamaan itu oleh mufassir disebut dengan Tamtsil (persamaan).
Yuliadi Hendri, Mutiara Tamsil Dalam Al-Quran (2009) mengatakan bahwa dengan perumpamaan, berapa banyak makna yang asalnya baik menjadi lebih indah, menyentuh, menarik dan mempesona.  Yuliadi menambahkan bahwa tamtsil lebih mendorong jiwa untuk menerima makna yang dimaksudkan dan membuatnya merasa puas dan lebih mendalam.
Penggunaan tamtsil juga banyak digunakan oleh sastrawan, jurnalis dan orang bijak untuk memperindah dan menguatkan kalimat yang hendak disampaikan. Mereka “mempersonifikasikan” sesuatu agar kandungan makna mudah dimengerti semakin menarik dan menghujam ke jiwa. Selain itu para orator dan dai pun tidak jarang menggunakan tamstsil dalam pidato-pidatonya.
Al-quran selain sarat makna memang mempunyai gaya bahasa yang sangat menarik dan mempesona. Wajarlah jika pada masa Rosulullah banyak penyair yang berlomba lomba untuk menandingi keindahan struktur kalimat dan kedalaman makna ayat-ayat Allah tersebut, meskipun akhrinya berujung pada kegagalan.
Tamstsil adalah salah satu berkah Alquran kepada hambanya. Masih banyak kebaikan-kebaikan lain yang akan didapat jika kita mau  mentadaburi (menyelami) samudra ilmu yang tertuang dalam 114 surat tersesbut. Oleh karenanya, begitu besarnya keagungan Al-quran sudah seharusnya memotifasi umat islam bekerja keras mempeljari dan menggali makna-makna yang terkandung di dalamya. Dan, lebih subtansial lagi, agar kita dapat melaksanakan ajaran-ajarannya agar diberi ketenangan batin dan terlepas dari kesesatan berfikir.

0 komentar:

Posting Komentar

monggo dikoment...