Kegiatan berorganisasi merupakan kegiatan yang tidak asing bagi
masyarakat, lebih khususnya pelajar atau mahasiswa. berangkat pagi pulang
petang tidak jarang dilakoni seorang mahasiswa yang gandrung dengan kehidupan
organisasi. Bahkan lebih ekstrimnya lagi, terdapat beberapa mahasiswa yang
menjadikan sekretariat organisasi sebagai tempat tinggal. Jadilah ia sebagai
aktifis 24 jam dalam sehari.
Belajar berorganisasi memang layaknya belajar bermasyarakat. Kita dituntut
untuk melakuakan aktifitas-aktifitas yang mungkin kurang bermanfaat secara
personal, namun jika kita pahami lebih dalam kegiatan berorganisasi adalah
sebuah pembelajaran menghadapai tantangan sosial yang lahir dari lingkungan dan
masyarakat. sehingga out putnya orang yang berorganiasi biasanya lebih cepat beradaptasi terhadap lingkuangan, lebih bersikap dewasa dan tidak gagap dalam melakukan kontak sosial.
Layakanya bermasyarakat, dalam berorganisasi kita akan menemui berbagai
macam kepribadian atau sifat. Ada yang bersikap sabar, adil, ringan tangan
untuk membantu, baik dan sikap terpuji lainnya. Namun tidak jarang juga kita
temui pribadi yang egois, tidak mau mengalah, no action talk only, suka
marah, sulit diajak bekerja sama, bahkan yang kurang bertanggung jawab. Semua
sifat itu relative ada dalam semua organisasi meskipun dengan kadar yang
bebeda-beda.
Semua kepribadian itu akan kita temui, namun ada pengikat yang membuat
kita dapat bertahan bahkan kian cinta dengan organiasi yang kita tekuni. Pertama
adalah menguatkan kembali kesadaran kita berkecimpung dalam organisasi. Sebuah kesadaran
bahwa kebaikan yang tertata akan memberi dampak lebih dahsyat dari pada bekerja
sendiri. Kedua adalah semangat memperbaiki diri dan orang lain, kita harus
menyadari bahwa sifat-sifat negatif yang ada dalam diri harus dilenyapkan karena
akan merugikan diri sendiri dan orang lain. ketiga adalah niatkan semuanya
untuk beribadah kepada Allah SWT. Sehingga tiap peluh yang keluar akan dibalas
dengan kebaikan yang berlipat.
Saya sendiri menyadari dinamika dan persoalan-persoalan yang muncul dalam organisasi terasa rumit dan sulit untuk dilalui. Tidak mudah menyelesaikan
persoalan masyarakat. Tidak mudah menggerakkan generasi yang tengah dilanda
erosi moral. Dan, tidak mudah pula memaafkan kesalahan yang terus berulang atau
berbuat bijak ditengah pragmatisme begitu juga untuk berbuat baik di tengah prilaku skeptis.
Namun saya yakin dan kita harus
yakin, bahwa di tengah persoalan-persoalan itu, Allah sedang menyiapkan kita menjadi pribadi yang lebih kuat,
lebih baik, dan lebih sempuarna. Maka yang perlu kita lakukan adalah menikmati dinamika
itu dengan totalitas dan penuh keikhlasan.
0 komentar:
Posting Komentar
monggo dikoment...