30 Mar 2011

HUKUM PERJANJIAN SYARIAH



A.    Pengertian Hukum Islam
Hokum islam adalah bagian dari ajaran islam. Umat islam meyakini bahwa ia bersumber dari Allah SWT. Oleh karena itu sejalan dengan pola hidupnya. Syariah ditetapkan dalam rnagka mengatur kehidupan bermasyarakat. Diinterpretsikan dan dijabarkan oleh nalar intelektual manusia, sehingga kit adapt mengatakan bahwa syariah samn dengan fiqhdan hokum syari’.
B.     Penjenjangan norma hokum islam.
Penjengan hokum islam dibagi menjadi tiga yakni:
1.      Nilai-nilai dasar atau norma filisofis
2.      Asas-asas umum
3.      Pertauran-peraturan hokum konkret
Ketiga lapisan norma tersebut bersifat hierarkis dimana norma yang lebih abstrak dikonkretasikan kedalam norma yang lebih konkret. Hal tersebut baik berupa asas-asas hokum islam maupun kaidah-kaidah hokum islam.
C.     Sumber hokum islam
Sumber hokum islam disusun secara sistematis artinya ada prioritas yang harus lebih diutamakan. Akan tetapi selain sumber hokum islam yang murni ilahi seprti Al-Quran dan as-sunah terdapat juga sumber hokum islam yang non ilahi. Sumber hokum non ilahi meliputi ijmak (konsensus), qiyas (analogi), istihsan (kebijaksanaan umum), kemaslhatan. Al-urf (adat kebiasaan), saddud zaroiyah (tindakan prefentif), istishab (kelangsungan hukum) dan syar,u man koblana (hokum agama samawi terdahulu)
D.    Madzhab-madhab Hukum Islam
1.      Madzhab hanafi
Madzahab ini di imami oleh Abu Hanifah. Madzhab ini mengembangkan ajaran hokum yang lebih rasional. Sehingga pengikutnya disebut ahlu ro’yi. Hal ini diperkuat dengan penggunaan metode qiyas dan istihsan.
2.      Madzhab malikiyah
Madzhab ini diimami oleh imam terkenal yakni imam malik karakter mdazhab maliki yakni dikenal banyak menggunakan prinsip maslahat dalam fatwa-fatwanya. Fikh yang dikembangkannya pun dinamai fiqh maslahat.
3.      Madzhab Syafii
Madzhab ini dihubungkan dengan imam syafii, ia lahir di Gazza Paletina. Madzhab ini paling banyak dianit oleh penduduk muslim sedunia
4.      Madzhab hambali
Madzhab ini dihubungkan dengan tokoh ahmad bin hambal. Selain ahli fikg ia juga seorang ahli hadis dengan kitab himpunan hadisnya al-musnad. Madzhab fikh hambali dikenal dengan madzhab fikh as-sunnah. Oleh karena itu hadis dhoif lebih diunggulkan dari pada qiyas.
5.      Selain madzhab 4 yang terkenal itu sebenarnya masih banyak madzhab lainnya. Namun merka tidak sepopulis ke empat madzhab tersebut.
E.     Upaya Kodifikasi Hukum perjanjian Islam.
Orang pertama yang mengidekan pengkodifikasian hokum islam adalah ibn muqoffa (W. i42/759). Secara lebih massive upaya pengkodifikasian ada pada masa turki usmani. Yang meliputi berbagai jenis hokum islam termasuk perdata. Majallah hadir lebih spesifik dengan bahasan huku perdata. Majallah kemudian menjadi prototype perkembngan hokum perdata termasuk di Indonesia.
F.      Hukum perjanjian syariah di Indonesia
Sumardjati Hartono membagi penerapan hokum islam menjadi (1) fase system hokum adat (2) fase pengaruh agama islam (3) fase kolonial dan (4) fase Indonesia merdeka.

PERIKATAN DALAM HUKUM ISLAM

A.    Konsep dan sumber perikatan dalam hokum barat
1.    Perikatan dalam pembedaan hokum objektif
Perbedaan hokum objektif yang paling terlihat jelas adalah hokum public dan hokum prifat. Sumber hokum perikatan ada yang dari undang-undang ataupun kesepakatan berikat dari masing-masing pihak.
2.    Konsep perikatan
Apabila dua orang berjanji untuk memberikan sesuatu atau melakukan suatu pekerjaan maka hal itu sudah termasuk perikatan. Perikata lazimnya didefinisikan sebagai hubungan yang menyangkut harta kekayaan antara kedua pihak berdasarkan mana salah stu pihak dapat menuntut kepada pihak lain untuk memberikan, melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
3.         Sumber-sumber perikatan
Sumber hokum perikatan di Indonesia di bagi menjadi dua yakni (1) perjanjian dan (2) undang-undang. Hal ini ditegaskan dalam pasal 1233 KUH perdata.
B.     Istilah dan konsep perikatan dalam hokum islam.
Dalam hukm islam ada dua istilah yakni iltizam (perikatan) dan istilah akad (akad)
C.     Macam-macam perikatan dalam hokum islam
1.      Perikatan Utang (al-iltizam bi ad-dain)
2.      Perikatan benda (al-iltizam bi al-ain)
3.      Perikatan kerja/melakukan sesuatu (iltizam bil amal)
4.      Perikatan menjamin (al-iltizam bi at-tsauqit)
D.    Sumber-sumber perikatan dalam hokum islam
Hokum-hukum islam sumber-sumber hokum islam disebut juga perikatan. Sumber-sumber perikatan dalam hokum islam meliputi lima macam, yaitu:
1.      Akad (al-aqd)
2.      Kehendak sepihak (al-iradah al-munfaridah)
3.      Perbuatan merugikan (al-fil adh dhar)
4.      Perbuatan bermanfaat (al-fil an-nafi)
5.      syarak
E.     dzimmah dalam hokum perikatan islam
dzimmah adlah suatu wadah yang diandaikan adanya oleh hokum syariat pada orang (person) dan yang menampung hak-hak serta kewajiban-kewajiban. Dzimmah berkaitan dengan kecakapan hokum. Khusunya kecakapan hokum pasif.
F.      Ain dan dain dalam hokum perikatan Islam.
Ain adalah suatu hak kebendaan yang terkait langsung dengan benda tertentu, bukan benda lain. Dapat ditegaskan bahwa dain adalah suatu hak yang objeknya sejumlah uang atau benda. Sedangkan ain adalah hak yang objeknya adalah benda yang sudah ditentukan, bukan benda lainnya, serta tidak terkait kepada dzimmah.

AKAD: PENGERTIAN, KLASIFIKASI, DAN ASAS-ASAS
A.    Definisi akad
Akad dalam bahasa Indonesia disebut perjanjian. Yang berarti menyambung, mengikat atau menghubungkan. Penjabaran akad yakni (1) pertemuan ijab dan Kabul yang mengakibatkan akibat hokum. (2) akad merupakan tindakan hokum kedua belah pihak. (3) tujuan akad adalah melahirkan akibat hokum.
B.     Perbedaan macam-macam akad
1.      Akad bernama
Akad bernama adalah akad yang sudah ditentukan namanya dalam hokum islam. Seperti sewa menyewa, jual beli, penanggungan, pemindahan utang dan lain-lain. Namun terdapat perbedaan dikalangn ulama terkait  jumlah dari akad bernama. Akad tidak bernama Akad tidak bernama adalah akad yang belum tertulis dalam hokum-hukum fiqh.
2.      Akad pokok dan akag asesoir
Akad pokok adalah akad yang berdiri sendiri yang keberadaannya tidak bergantung pada hal lain. Sedangkan akad asesoir adalah akad yang keberadaannya tidak berdiri sendiri, melainkan bergantung pada suatu hak yang menjadi dasar sah atau tidaknya akad tersebut.
3.      Akad bertempo
Akad bertempo adalah akad yang didalamnya unsure waktu adalah unsure asasi. Sedangkan akad tidak bertempo adalah waktu tidak menjadi sesuatu yang azasi.
4.      Akad konsensual, akad formalistic dan akad riil
5.      Akad masyru dan akad terlarang
6.      Akad yang sah dan akad tidak sah
7.      Akad mengikat dan akad tdiak mengikat.
8.      Akad nafidz dan akad mauquf
9.      Akad tanggungan, akad kepercataan dan akad bersifat ganda
10.  Akad muawwadah, akad terbaru. Dan akad muwwadah dan tabaru’ sekaligus.
C.     Asas perjanjian dalam hokum islam
1.      Asas ibahah
2.      Asas kebebasan berakad
3.      Asas konsensualisme
4.      Asas janji itu mengikat
5.      Asas keseimbangan
6.      Asas kemaslahatan
7.      Asas amanah
8.      Asas keadilan
TERBENTUKNYA AKAD
Bab 4 : rukun dan syarat akad
A.             pendahuluan
Syarat akad dibeakan menjadi empat macam yakni (1) syarat terbentuknya akad (2) syarat keabsahan akad (3) syarat berlakunya hokum akad (4) syarat mngikatnya akad.
B.            rukum akad
Ulama membagi rukum akad menjadi empat yakni (1) para pihak yang membuat akad (2) pernyataan kehendak para pihak (3) objek akad (4) tujuan akad.
C.            Syarat terbentuknya akad
Syarat terbentuknya akad yakni tamyiz dan terbilang.
D.            Syarat-syarat keabsahan akad
E.             Syarat berlakunya akibat hokum
F.             Syarat mengikatnya akad


PARA PIHAK DALAM AKAD
A.    Pendahuluan
Rukun pertama aka dada dua yakni (1) memiliki tingat kecakapan hokum (2) adanya terbilang pihak.
B.     Kecakapan hokum para pihak yang membua akad
Kecakapan hokum menurut hokum islam terbagi menjadi dua (1) kecakapan menerima hokum (2) kecakapan bertindak hokum.
1.      Pengertian dan pembagian kecakapan hokum
a.       Kecakapan menerima hokum
b.      Kecakapan bertindak hokum
2.      Perkembangan kecakapan dan kaitannya dengan usia
3.      Kecakapan hokum. Hak kewajiban dan tanggung jawab
PERNYATAAN KEHENDAK
a.       Pendahuluan
Rukun kedua akad adalah pernyataan kehendak yang lazimnya disebut akad.
b.      Yinjauan umum tentang akad
1.      Akad ijab dan Kabul sebagai rukun akad
Akad berarti pihak yang satu menyatakan kehendaknya dan pihak yang satunya menyampaikan kehendaknya juga sebagai tanggpan terhadap pihak yang pertama.
2.      Pengertian dan unsure-unsur yang membentuk ijab dan Kabul
Ijab yakni suatu kehendak yang pertama muncul dari pihak yang satu untuk melahrkan suatu tindakan hokum. Sementara Kabul adalah pernyataan kehendak yang menyetujui kehendak
3.      Bentuk-bentuk pernyataan kehendak. Pernyataan kehendak dapat berupa lisan, utusan atau tulisan, syarat, secara diam-diam dan dengan diam semata.

Objek akad akad adalah sesuatu yang akan menjadi barang dalam transaksi. Sedangkan tujuan akad adalah tercapainya keinginan antara keduanya. Selain itu terdapatnya batal dan syahnya akad. Akad yang batal adalah akad batil, akad fasid, akad maukuf, dan akad nafidz gair lazim.
            Setelah terjadinya akad tentu saja ada akibat hokum atas akad. Akibat huku  yang terjadi adalah pemenuhan hak dan kewajiban. Namun demikian dalam kitab fiqih dikenal juga determinasi akad. Determinasi akad adlaah tindakan menhentikan akad seblum akad tersebut dilaksanakan atau ketika akad tersebut belum selesai dilaksanakan. Determinasi akad dapat dilakukan oleh kedua belah pihak sehingga tidak ada yang merasa dirugikan. Atau disebut aqilah. Dasar syariah dari determinsi akad adalah dibolehkan sebagai hadist yang diriwayatkan oleh ibnu hibban:

0 komentar:

Posting Komentar

monggo dikoment...