Akhir-akhir ini para politisi demokrat mencuat di media. Sayangnya,
pemberitaan yang muncul bukan karena prestasi yang dicapai. melainkan berita tak sedap yang menimpa kader partai
yang dibina oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut. Salah satu berita
yang sedang marak diperbincangkan adalah kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet yang
menjerat beberapa politisi demokrat.
Penetapan terdakwa kepada M. Nazarudin, mantan bendahara partai Demokrat,
diprediksi bakal mengungkap nama-nama
lain dalam kasus tersebut. Prediksi tersebut ternyata tidak meleset, tidak tanggung-tanggunag nama yang keluar
tidak lain adalah elit partai seperti Anas Urbaingrum dan Angelina Sondakh.
Skandal korupsi yang menimpa kader partai berlambang
Bintang segi tiga tersebut tentu saja bertolak belakang dengan komitmen SBY ,
dewan Pembina partai Demokrat yang juga presiden Republik
Indonesia. Dalam kampanye, SBY selalu menggemborkan slogan “berantas korupsi”.
Setelah dilantik menjadi presiden pun, beliau selalu mewanti-mewanti para
penegak hukum agar menindak tegas para pelaku korupsi. Adanya janji
pemberantasan korupsi, tentu saja menjadi harapan masyarakat Indonesia yang
sudah meradang akibat maraknya kasus korupsi.
Namun, dalam perjalananya pemerintahan yang sudah berjalan hampir
dua periode tersebut, tindak pidana korupsi tidak kunjung berkurang apalagi usai,
malah semakin mengganas. Ironisnya, kasus korupsi nyatanya menjerat kader-kadernya sendiri. Pemerintahan
yang digawangi oleh sang “pemberantas” korupsi kini semakin kerepotan dalam pemberantasannya.
Maraknya kasus korupsi tentu
saja mempertanyakan kembali political wiil SBY dalam pemberantasannya.
Apakah beliau memang benar-benar ingin memberantas korupsi atau slogan “berantas korupsi” hanya digunakan
untuk meraup suara dalam pemilu, mempercantik citra sang presiden agar
nampak aman saat menguras kas Negara.
Kabinet Indonesia Bersartu jilid 2 , akan segera usai. Jabatan SBY
pun akan segera berakhir mengingat dalam konstitusi jabatan president hanya dua
kali untuk orang yang sama. Fakta mengatakan bahwa waktu yang semakin sedikit
itu tidak mengurangi jumlah kasus korupsi. Akhirnya masyakarat semakin jelas memberikan penilaian
terhadap janji dan kinerja SBY dalam memberantas korupsi hanya drama politik
belaka.
2 komentar:
kurang banyak mas.
otre om...
Posting Komentar
monggo dikoment...