19 Nov 2011

PENYAKIT HATI


 (disampaikan oleh ust. Agus Sudrajat dalam materi kedua mabit)
Alhamdulillah wa solawat ila rosulllah solallahualaihiwasalam…
Ihwah fillah rohimakumullah berbicara penyakit-penyakit dalam da’wah sebenarnya bisa kita temui dalam materi “yang berjatuhan dalam da’wah”. Da’wah ini dipegang oleh sekumpulan manusia bukan sekumpulan malaikat. Karna kita bukan malaikat, maka dalam da’wah kita akan menemui perasaan lemah, lesu dan futur dan hal itu dianggap wajar. Namun kita memiliki kesiapan untuk mengobatinya. Rasa futur itu diantara lain:
Yang pertama adalah kefuturan dalam aqidah yakni adanya pergeseran dalam orientasi hidup. Ketika kita diamanahi pada jabatan besar seperti bupati, gubernur bahkan president maka ini dapat menyebabkan bergesernya orientasi hidup. Ketika mendapat jabatan, kadang ada tujuan-tujuan lain selaindari pada allah swt. Kita akan bergerak dan berda’wah hanya karena ada si A dan lain sebagainya.
Yang kedua adalah futur dalam dimensi ibadah. Hal ini terjadi karena lemahnya mutabaah yaumiyah. Oleh karenanya kita harus memutabaah diri kita sampai pada hal-hal yang kecil dan mungkin dianggap sepele. Mutabaah adalah kegiatan yang harus terus dibudayakan dalam gerakan kita. Bisa jadi seorang kader yang kuat pengorbanannya dalam medan juang namun lemah dalam ubudiyah maka ia akan mengalami kefuturan.
Yang ketiga adalah kefuturan dalam fikriyah. Kita sekarang sudah agak sulit menemui diskusi-diskusi yang dilakukan para ikhwah. Oleh karenanya minimnya tradisi membaca, diskusi dan menelaah
Dapat yang menyebabkan kefuturan.

hal-hal yang dapat menyebabkan kefuturan:
yang pertama yakni Berlebihan dalam agama. Biasanya ini terjadi di akhir bulan ramadhan ketika seorang kader bersemngat mengejar “setoran”. Akhirnya hal itu menyebabkan rasa lelah dan bosan.
Yang kedua adalah berlebihan dalam hal-hal yang mubah. Mubah adalah sesuatu yang dibolehkan dalam syariat seperti makan, minum, dan lain sebagainya. Namun hal itu bisa menjadi makruh dan bahkan mungkin haram, jika hal itu dilakukan secara berlebihan. Dan hal itu akan menyebabkan kefuturan.
Yang ketiga penyebab future adalah melepaskan diri dari jamaah. Dia memilih sendiri dan tidak mau bergabung dalam agenda-agenda jamaah seperti mabit, dauroh dan lain sebagainya. Bahkan yang lebih parah adalah ia tidak mau bergabung dalam da’wah. Oleh karenanya jangan sekali-sekali meninggalkan jamaah. Karena lebih baik berkumpul pada orang-orang biasa saja dari pada merasa pintar sehingga memutuskan untuk sendiri saja.
Yang keempat adalah sedikit mengingat akhirat, Sedikit dzikrul maut. Sedikit dari kita yang mengingat mati.
Yang kelima adalah melalaikan amalan siang dan malam. Maksudnya kita selalu disibukkan dengan agenda-agenda rapat sampai kita merasa cape dimalam hari dan lupa untuk melakukan ibadah.
Yang keenam adalah masuknya barang haram dalam perut kita. Jangan sampai kita membudayakan kebiasaan mengambil barang orang lain tanpa izin. Terkadang kita meminjam buku dengan akad satu minggu akan dikembalikan namun sampai satu tahun tidak kunjung dikembalikan. Atau dalam kepanitiaan ketika menggunakan barang umum.
Yang ketujuh tidak menyiapkan diri untuk menerima tantangan. Ketika kita mempunyai target tapi kemudian dalam perjalanan mengalami banyak tantangan malah menyebabkan kita lemah dan futur. Tantangan itu pasti akan datang oleh karenanya kita harus senantiasa bersiap.

Obat-obat atau cara mgataso kefuturan
1.       Tadzkiyatunnafs, makanya kita harus menjauhi kemaksiatan. Seperti pada era digital ini kadang penggunaan media digunakana untuk hal-hal yang lain. Seperti penggunaan face book atau HP secara berlebihan.
2.       Meningkatkan nutrisi otak
3.       Mengintai waktu-waktu yang baik. Seperti menyempatkan diri mengikuti mabit. Meskipun dalam keadaan sulit. Tapi mari kita paksa untuk mabit, tilawah, qiyamullail dan amalan lainnya.
4.       Melazimi jamaah atau terbiasa hidup berjamaah. Jangan biasa menyalahkan jamaah atau menyalah setiap personal dalam jamah. Namun mari kita mengevaluasi diri dan terus bekerja
Mari kita lalui jalan da’wah ini dengan penuh kesabaran. Terus istiqomah dalam kebaikan. Dan jangan sampai kita terpental ataupun terlempar dari jalan da’wah ini.

Di akhir tausiyah ustad, Agus Purnomo menyampaikan bahwa istri beliu telah menjadi staf ahli bidang kontrak di kementrian sosial. Alhamdulillahirobbil alamin…… 
Masjid Alfalah Gendeng, 20 Nov 2011. Pukul 05.15

0 komentar:

Posting Komentar

monggo dikoment...