By: Agus Purnomo
(Ketua KAMMI UIN Jogja)
(Ketua KAMMI UIN Jogja)
Indonesia tidak ada harapan lagi, setidaknya itulah kesimpulan yang
bisa diambil atas kondisi bangsa yang
diberitakan media saat ini. Hampir 24 jam dalam sehari semua media memberitakan
bahwa negara Indonesia dalam kondisi mengenaskan. Kriminalitas yang terjadi
dimana-mana, instabilitas pertahanan negara, kisruh Politik, skandal korupsi
dan kesenjangan sosial menjadi santapan masyarakat dan generasi muda hampir
disetiap stasiun Televisi.
Tragedi kemanusian
di Poso, Sulawesi Tengah. Bima, Nusa Tenggara Barat, Mesuji dan Sidomulyo,
Lampung dan sengketa Freeport di Papua seolah menggambarkan masyarakat Indonesa
adalah masyarakat yang mudah terbakar emosi, tidak dewasa dan tidak bisa hidup
berdampingan. Kemudian isu korupsi yang menjerat tokoh elit pemerintahan dalam
kasus korupsi renovasi ruang banggar, Wisma Athlet, Century, BLBI, dan korupsi M. Nazarudin (mantan bendahara PD) memberi pesan bahwa politik
itu kotor dan pelakunya adalah busuk. Di sisi lain kemiskinan, penganguran,
sengketa buruh telah berhasil memberikan stigma kegagalan para pemangku
kebijakan. Semuaya digambarkan negatif, seolah tidak ada lagi kebaikan di negeri
ini.
Dampak Negatif Pemberitaan Destruktif
Pemberitaan atas ‘borok’
bangsa secara massive telah merubah mind set berfikir masyarakat. sekarang
banyak kita jumpai obrolan-obrolan yang cenderung menghujat pemerintah. Menganggap
mereka tidak becus lagi mengurus negara kemudian cercaan itu diakhiri tanpa adanya
solusi konkret, mereka pesimis.
Seringnya mengkonsumsi berita negatif berdampak lebih
buruk lagi. Ambillah contoh dalam tindakan kriminal, sebuah kerusuhan akan
menyulut terjadinya kerusuhan-kerusuhan lain. kriminalitas yang berujung
pembunuhan kini lebih dari sekedar menghilangkan nyawa tetapi para pelaku criminal
dengan sadis memutilasi korbannya. Semua itu terjadi karena telah belajar. Pemeritaan
buruk seolah telah mengajari bagaimana melakukan tindak pidana secara lebih
profesioal.
Belajar Dari Sejarah
Rasanya kita harus
belajar kepada faunding father pengukir sejarah Indonesia. Ibu pertiwi pernah
melahirkan tokoh patih Gajah Mada yang berhasil menyatukan Nusantara. Mempunyai
Tuanku Imam Bonjol, Jendral Soedirman, dan Insinyur Soekarno yang berhasil
membawa bangsa menuju kemerdekaan. Kita harus belajar dari kaum intelektual
sekaliber Mohammad Natsir, Mohammad Hatta dan Buya Hamka yang kontribusinya tidak
hanya dinikmati dalam skala nasional tetapi juga masyarakat internasional
Sejarah bangsa
Indonesia adalah sejarah perjuangan dan semangat kerja keras. Di tengah perang
dingin pasca kemerdekaan, para ulama dan negarawan bersama masyarakat mampu
membuat gerakan non block. Dalam suasana yang sulit mereka telah
menorehkan prestasi yang mengagumkan.
Indonesia Optimis
Kita tidak menafikkan
realitas hari ini. Namun yang ingin saya tegaskan bahwa kondisi yang menimpa
bangsa haruslah disikapi dengan optimis. Semua Negara pernah mengalami masa
krisis namun mereka mampu keluar dari semua permasalahan besar dengan optimisme
yang tertata rapi. Kita harus menyadari bahwa kesulitan adalah fase yang harus
dilalui untuk memperkokoh kepribadian bangsa.
Optimisme adalah awal yang kita
bangun untuk merubah merubah kaum ploretar
menjadi negarawan dan merubah anak desa menjadi pemimpin dunia. Sesuatu yang tidak mungkin akan menjadi mungkin dengan
adanya optimis. Karena optimis, seperti yang disampaikan Anis Matta dalam
bukunya “Mencari Pahlawan Indonesia” adalah “titik tengah antara idealisme yang tidak
realistis dengan realisme yang terlalu pragmatis”.
Dalam Alquran
Allah SWT berfirman “Allah tidak membebani seseorang melainkan
sesuai dengan kesanggupannya.”
(QS. Al-Baqarah [2] : 286). Problematika yang menimpa bangsa
Indonesia sudah diukur oleh Allah sesuai kesanggupan kita. Firman tersebut
menegaskan bahwa kita memang mampu keluar dari peliknya permsalahan. Yang perlu
kita lakukan adalah membangun optimisme kolektif dalam jangka panjang. Kita harus
optimis bahwa Indonesia akan menjadi “Macan asia” kembali. Kita harus optimis melalui pemuda-pemuda yang cerdas
dan sumber daya alam yang melimpah, negara Indonesia
tidak hanya mampu memberikan kesejahteraan kepada bangsanya tetapi juga mampu
memimpin dunia yang membutuhkan peradaban baru.
0 komentar:
Posting Komentar
monggo dikoment...