8 Des 2011

Menejement Da’wah



Senin lalu rencana BPH KAMMI UIN melakukan silaturahim tokoh akhirnya terlaksana. Kunjungan yang diagendkan pukul 16.00 alhamdulillah berjalan dengan baik meskipun sempat terulur 30 menit. Kunjungan sore itu ke kediaman ustad Endri Nugraha Laksana yang jarak rumahnya tidak begitu jauh dari komisariat KAMMI UIN.. Tema silaturhim plus diskusi sore itu adalah “jamaah dan da’wah”.
                Kami yang datang berlima yakni saya, akh bayu (ketua rumpun DN), akh Samsul (Kadept, KP), ukht Ellya (Kabiro PO) dan akh Abdul (Kadept. SOSMAS) disambut ramah oleh ustad yang  sedang menjabat wakil ketua DPRD Sleman itu. saya mencoba memulai perbincangan dengan mengenalkan diri dan teman-teman. dan juga menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan kami yang baru kali pertama ini. satu persatu dari kami mulai memperkenalkan diri dengan bahasa renyah dan canda tawa. Maklum sang ustad juga terlihat familiar dan bisa diajak bercanda maka kami pun mencoba membuat suasana lebih rileks dengan guyonan sedapatnya.
                Ustad Nono, demikian panggilan akrabnya pun memperkenalkan diri sebelum memulai perbincangan. Jujur saya sendiri baru mengenal beliau sebatas nama, jabatan dan back ground beliau sebagai Kader PKS Jogja. Beliau juga menyampaikan tentang keluarga dan kediaman yang sedang dihuni. sembari memperkenalkan diri lebih dalam beliau ustad lima anak tersebut memulai diskusi.
                Pada awalnya kami sempat bingung dan hanya tersenyum malu karena apa yang disampaikan ustad ternyata berbeda dengan tema yang ingin kami diskusikan. Beliau tampak asyik berbicara tentang pernikahan. Teman-teman BPH yang masih lajang pun tampak tersenyum mendengar ulasan ustad. Sepertinya BPH ingin mengingatkan sang ustad untuk kembali ketema namun merasa sayang untuk meninggalkan pembahasan pernikahan ala ustad yang mempunyai sayu itu.
                Akhirnya akh bayu bertanya kepada ustad dengan maksud mengganti bahasan agar sesuai dengan tema yang diinginkan. Dan kemudian diskusipun benar-benar dimulai setelah ustad Nono mengajak kami untuk menikah diusia muda.
Karena diskusi antara kami dengan ustad mengalir begitu saja, sehingga apa yang disampaika menurut saya tidak berurutan. Namun saya mencoba menyampaiakan hasil diskusi tersebut dalam bentuk poin-point. Berdasarkan Tanya jawab antara BPH dan beliau.
Yang pertama beliau menjelaskan tentang keunggulan kalender hijriyah dibandingkan kalender masehi. Dalam kalender umat islam itu, pergantian hari dimulai ketika memasuki waktu maghrib. Jadi setelah magrib sudah memasuki hari selanjutnya. Berbeda dengan kalender masehi dimana pergantian hari dimulai setelah pukul 00.00. kalender yang dimulai sejak hijrah nabi SAW tersebut mengjak kita agar mampu berfikir futuristik. Setelah maghrib kita sudah diajak untuk memikirkan hari berikutnya. Tentu saja dimulainya waktu malam adalah waktu yang lebih kondusif untuk mulai merencanakan kegiatan. Karena waktu malam rutinitas manusia tidak seintens disiang hari.  
Kedua beliau memberikan rumus sederhana mengoptimalkan waktu. sebagai mahasiswa yang aktif dalam dunia da’wah, kita dituntut agar dapat maksimal dalam kuliah dan organisasi. Beliu menyampaikan agar dapat melakukan totalitas pada dua wilayah tersebut. “ketika sedang belajar” tutur beliau “belajarlah dengan sungguh-sungguh, dan tidak usah memikirkan agenda lain”. Beliau mengingatkan untuk fokus dalam kelas dan akademik 100%. Kemudian beliau melanjutkan “namun ketika sedang berorganisasi, maka bersungguh-sungguhlah mengerjakannya, dan tidak memikirkan hal lain”.
Ketiga, dalam peningkatan SDM atau kader. Beliau memberi contoh sederhana dalam kepanitiaan. Dalam sebuah kepanitiaan mengatur komposisi seksi atau bidang sangatlah urgen. jika komposisi dalam suatu bidang ideal maka keuntungannya adalah kepanitiaan akan berjalan dengan lancar dan kader akan lebih semangat untuk menjalankan kepanitiaan berikutnya. Misalkan untuk jabatan koordinator sie humas dapat ditempatkan orang yang belum loyal dengan da’wah. Namun kita juga menyiapkan kader yang dapat menghendel si koordinator tersebut. adanya jabatan kadang membuat orang menjadi lebih loyal terhadap da’wah. Adapun back up berfungsi agar kita dapat memastikan suatu sie dapat berjalan.
Keempat, beliau mengajak agar gerakan mahasiswa lebih cerdas menggerakkan roda organisasi maupun menyikapi isu yang beredar. KAMMI dalam hal ini selain berdemo diharapkan mampu memberikan tawaran atau ide yang ilmiah dan lebih aplikatif. Ustad Nono memberikan apresiasi kepada ikhwah KAMMI UGM yang membuat terobosan gerakan mengajar sampai mencuat di salah satu televisi swasta. Dan harapannya KAMMI UIN bisa melakukan tersebut meskipun dalam bentuk yang lain.
                Apa yang disampaikan ustad Sunono sangatlah berarti. Ilmu yang beliau sampaikan adalah berdasar pada pengamatan dan pengalamannya sebagai aktifis da’wah. diskusi terhenti karena adzan maghrib tiba. sebelum pulang ternyata Istri dari Ustad yang rumahnya sederhana itu telah menyiapkan menu berbuka, karena kunjungan kami bertepatan dengan tanggal 9 Muharam.
Terimakasih ilmunya ustad, semoga ini bisa menjadi bekal kami mengarungi belantara da’wah. dan terimakasih pula bubur kacang hijaunya. sungguh apa yang anda berikan sangat berharga bagi kami dan KAMMI.

Selasar Laboratorium Agama masjid UIN Jogja, Rabu, 7 Desemaber 2011. Pukul 17.20 WIB


               

0 komentar:

Posting Komentar

monggo dikoment...