12 Apr 2011

MUHASABAH UNTUK HAROKAH


Dalam konteks keindonesiaan, harokah islamiyah mendapat angin segar pasca 1998 yakni setelah terjadi reformasi. Saai itu harokah islamiyah menampakkan wujudnya kepada public. Baik itu dalam bentuk ormas atau pun dalam partai politik.
Mereka hadir dengan konsepnya sebagai harokah. Mempunyai karakter dan corak geraknya tersendiri. Seperti sebuah harokah yang mempunyai tema besar tentang pesdidikan, social dan politik. Itulah geraknya dan sebab itulah mereka diidentikkan.
Namun demikian seiring perjalanan waktu muncul pertanyaan, apakah gerakan yang selama ini ada sudah mewarnai Indonesia pada wilayah cultural dan structural?. Maka jawabannya harokah yang ada belum mampu mewarnai Indonesia. Oleh karena itu kita harus melakukan evaluasi atas kondisi ini. Artinya bahwa ide-ide harokah tentang masyarakat islami ternyata belum mampu menjawab tantangan yang ada sampai pada permasalahan teknis.
Salah satu paradigma berfikir yang harus kita evaluasi adalah kita masih berkutat pada tema-tema yang bersifat terminologis. Seperti penyikapan Islam terhadap demokrasi, pemilihan umum, ekonomi kapitalis, kepemimpinan dan lain-lain. Masalah-masalah tersebut sebenarnya adalah masalah yang pertama hadir ketika sebuah harokah itu lahir. Dan tema itu merupakan bahasan global atau bersifat umum. Belum menyenth pada tataran teknis dan kebutuhan ril umat.
            Oleh keren itu setidaknya yang harus kita lakukan adalah:
1.      Menentukan rencana strategis kedepan, memetakannya sesuai jangka waktu dan SDM yang kita miliki. Misalnya berapa waktu yang kita butuhkan dalam tahap ideologisasi dan seterunya. Dalam setiap tahapan, kerja kita adalah cerminan dari visi besar kita pentahapan tersebut. kita belum akan bicara tentang politik anggaran, otonomi daerah, kesejahteraan social jika kita masih bekerja pada tahap ideologisasi.
 Karena hal itu akan merusak sistematika pebtahapanl. Namun pada tahap selanjutnya ketika kita sudah berbicara tentang permasalahn yang lebih teknis dalam masyarakat maka kita tidak serta merta melupakan pembahasan kita pada fase ideology. Karena yang kita lakukan adalah memperluas gerak bukan berpindah gerak. Sehingga harokah tidak melenceng dari tujuan utamanya.
2.      Berbicara pada tahapan-tahapan teknis. Ini yang belum banyak dibicarakan apa lagi dilakukan oleh harokah-harokah yang ada. Seperti diawal tadi kita masih sering berbicara pada bahasan bahasan yang global. Oleh Karena itu jika kemarin kita mengatakan syariah adalah solusi dari problematika umat, maka sekarang kita akan berbicara bagaimana syariah menyelesaikan problematika umat. Seperti bagaimana syariah menyelesaikan mafia pajak, pengentasan kemiskinan atau menjawab pertanyaan masyarakat tentang teritori kita yang sering diusik oleh Negara tetangga dan lain sebagainya.

Wajar saja jika sampai hari ini tidak satu harokah pun yang mampu memimpin Negara ini. Permasalahan intinya bukan karena factor eksternal yang begitu kuat menghantam tubuh jamaah, tetapi daya tahan dan kemampuan perang kita yang masih lemah. Oleh karena sudah saatnya kita bermuhasabah dan mengecek lagi kesiapan jamaah kita untuk memimpin umat. Karena tugas besar ini membutuhkan SDM yang berkualitas dan berkuantitas. Selain itu kita juga membutuhkan dan-dana yang sangat besar pula. Wallahualam bisowab…. JJ







0 komentar:

Posting Komentar

monggo dikoment...