3 Apr 2011

KAMMI UIN BUTUH LEBIH BANYAK WADAH UNTUK BERKARYA



Setiap tahun KAMMI UIN merekrut lebih dari 120 kader baru. Realita ini mengindikasikan bahwa KAMMI masih diminati dan semakin dipercaya mhasiswa UIN. Hal Ini merupakan dampak positif karena selain untuk keberlangsungan organisasi dalam konteks kaderisasi, penambahan jumlah kader yang besar  berpeluang memberikan kebaikan pada skala yang lebih besar pula.
KAMMI memang boleh berbangga atas realitas ini. Namun diusinya yang relatif muda organisasi mahasiswa islam itu tidak boleh pongah dan lalai. Sebelas tahun KAMMI berdiri di kampus putih sudah selayaknya mampu memberikan kontribusi ril dalam menyejahterakan mahasiswa. Oleh karena itu Ia harus mampu menjawab setiap problematika baru yang hadir. diantara permasalahan yang hadir adalah:
1.      Iklim poltitik yang berbeda
Iklim politik hari ini jelas berbeda dengan iklim yang menyelimuti Indonesia pada  pada tahun 1998. pada waktu itu gerakan mahasiswa meraung meneriakkan reformasi. Dan memang pada saat itu situasi sedang sangat sulit. Ketidak adilan adalah isu utama yang menjiwai mereka untuk bergerak total melakukan perubahan. namun berbeda untuk hari ini. Isu begitu kompleks dan rumit. Mulai dari isu yang menimpa PSSI sampai kasus bank Century yang konon melibatkan wakil  president: Budiyono. Dan masih banyak isu-isu lain yang menyita perhatian umat meskipun sebenarnya kurang subtansial.
2.      Perubahan orientasi berfikir mahasiswa
Mahasiswa adalah “mad’u” utama dalam konteks KAMMI sebagai gerakan da’wah mahasiswa. Oleh karena itu setiap gerak KAMMI di harapkan mampu diorientasikan untuk mad’unya tersebut. kemudian tentunya muncul pertanyaan bagaimana kondisi mahasiswa saat ini? Apa permasalahan mereka? Dan bagaimana solusinya?. Pertanyaan-pertanyaan itulah yang harus dijawab.
Jika dulu dengan semngat anti orba seluruh mahasiswa bersepakat turun kejalan dan bersama meneriakkan reformasi, maka hari ini mereka seolah kehilangan isu dan lebih asyik mengurusi hajat masing-masing. Wajarlah jika ada aktifis yang menyebut mereka dengan gelar “mahasiswa hedonis”. Kemudian dalam konteks mahasiswa UIN tentu akan muncul permsalahan lainnya. Mengingat UIN mempunyai corak berbeda dari kampus lain, yakni kampus beralmamater Islam.
3.      Kebijakan Kampus
Kebijakan kampus yang tidak sejalan dengan kesejahteraan mahasiswa harus diadvokasi. Infrastruktur kampus yang mempersempit ruang berekspresi, dan kebijakan-kebijakan makro yang sebenarnya penghalang laju da’wah harus menempati posisi pertama program kerja KAMMI sebagai gerakan da’wah siyasi.

Permasalahan-permasalahan inti di atas harus segera di jawab oleh KAMMI. Dan jawaban itu harus muncul dari analisis yang tajam terhadap isu dan kemudian dikorelasikan degan AD ART KAMMI. Sehingga ijtihad yang lahir relevan dan tepat. Selain itu ketepatan ijtihad tidak melenceng dari karakteristik da’wah KAMMI.
Sehingga ketika dikatakan kader KAMMI membutuhkan wadah untuk berkarya, maka ini juga harus dipahami secara mendalam. Jika masih ada yang bertanya kenapa kita membutuhkan wadah baru untuk keberlangsungan KAMMI dan da’wah setidaknya ada dua alasan. Yang pertama, ini adalah jawaban atas  jumlah kader KAMMI yang semakin banyak. Dalam tataran teknis kita tidak mungkin “menggemukkan” jumlah kader dalam satu department, oleh karena itu SDM sebagai sendi utama sebuah perubahan harus mampu dikelola secara optimal.
Yang kedua adalah jawaban dari sebegitu kompleknya permasalahan kita hari ini. Tidak mungkin  permasalahn yang banyak dan rumit itu diampu atau diselesaikan oleh satu dua department. Karena ini akan membingungkan department dalam melakukan focus kerja dan menghabiskan banyak tenaga. Oleh karena itu setiap sendi permasalahan harus diselesaiakn oleh department yang secara lebih spesifik konsen pada pemasalahan itu.
Secara lebih teknis kita membutuhkan media sebgai sarana publikasi setiap agenda-agenda da’wah. Media inilah yang kemudian akan konsen mengurusui publikasi. Dalam fungi lain media menjadi alat counter attack atas isu-isu gelap yang dihembuskan musuh-musuh da’wah. Dan media menjadi leading dalam pengarus utamaan isu.
Kemudian dalam segi financial juga harus dikembangkan. Organisasi yang besar ini sudah pasti membutuhkan dana besar pula. Oleh karena itu kita membutuhkan perangkat financial yang akan mengisi kantong-kantong keuangan kita. Sehingga kemandirian organisasi akan terwujud. Dan kita mampu menghadirkan agenda-agenda da’wah dalam skala yang lebih besar. Dan sebenanya masih banyak lagi kebutahan-kebutuhan mendesak lain yang harus segera dipenuhi. Dan semua itu terangkum dalam  kebutuhan internal dan eksternal organisasi kita.  
jika wadah baru tersebut hadir maka dalam konteks yang lebih panjang KAMMI semakin membumi di UIN, sehingga kampus pula-lah yang sebenarnya akan mendapatkan kebaikan, insyaallah. Maka sekali lagi kebutuhan kita tentang wadah baru adalah jawaban tentang bagaimana mengelola banyaknya kader dan memajukan da’wah. wallahualambissowab ….


0 komentar:

Posting Komentar

monggo dikoment...