28 Jan 2011

pendekar baru KPK


Beberapa hari yang lalu Busyro Mukoddas dilantik menjadi ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Setelah menunggu waktu yang panjang, akhirnya pria asal Jogjakarta itu terpilih juga. Ia menggantikan posisi yang sebelumnya dijabat oleh Antasari dan dua pimpinan KPK Bibit Samad Riyanto dan M Hamzah.
Riwayat hidup Busyro Muqoddas ternyata tidak terlepas dari kehidupan berorganisasi. Ia pernah menjadi anggota majelis permusyawaratan Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (MPM UII). selepas kuliah ia juga pernah menjabat direktur lembaga konsultasi dan bantuan hukum fakultas hukum UII. dan jabatan terakhir sebelum menjadi ketua KPK adalah ketua merangkap anggota Komisi yudisial RI periode 2005-2010 M.
Tugas Busyro Muqodas kini semakin berat. Dengan menjabat ketua KPK ia harus bekerja keras mati-matian menumpas kasus korupsi di ondonesia.  Bagaimana tidak, Korupsi telah menjadi masalah terbesar di Indonesia. Dan kini wabah korupsi tidak saja menjangkiti para pejabat tinggi, tetapi juga telah marambah ke pajabat-pejabat kelurahan bahkan setingkat RT dan RW. Para koruptor pun telah terputus urat malunya dalam menggasak uang rakyat.
KPK diharapkan sebagai garda terdepan sekaligus benteng terakhir dalam penumpasan tindak pidana korupsi. Disaat masyarakat tengah bosan dan tidak percaya atas kinerja pemerintah yang mandul dalam penanganan korupsi, KPK diharapkan mampu membuktikan eksistensinya. Memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dengan keberhasilannya menyeret para koruptor ke Bui.
Walaupun masa jabatannya yang hanya satu tahun. Tetapi diharapkan sepak terjangnya melebihi waktu yang diberikan. Oleh karena itu setidaknya ketegasan dan keberanian harus melekat pada pemimpin komisi pemberantasan korupsi tersebut. Pimpinan KPK harus tegas karena pencuri uang rakyat itu berani merogoh koceknya untuk menyuap saksi, polisi, kejaksaan bahkan KPK itu sendiri. Selain itu para koruptor juga yang sudah menjalar kesemua institusi. Oleh karenanya Ketegasan diperlukan untuk memastikan apakah sebuah institusi terjangkit kasus korupsi atau tidak. langkah yang berani juga diperlukan.  Pasalnya, selain dengan cara halus koruptor pun tidak segan menggunakan cara-cara kasar untuk menutup-menutupi kesalahannya dan sangat mungkin sekali pimpinan KPK menjadi korbannya. Seperti yang telah menimpa dua pimpinan KPK sebelumnya yakni Bibit Samad Riyanto dan M Hamzah, mungkin saja itu hasil konspirasi gila koruptor yang ada di Senayan.
Selamat berjuang pak pendekar.....

0 komentar:

Posting Komentar

monggo dikoment...