Siang tadi saya sempat berdiskusi
dengan salah seorang teman kuliah satu jurusan. Muhaimin namanya, ia aktif di
dunia jurnalistik kampus yakni Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Arena. Pertemuan
singkat itu cukup memberi wawasan baru, karena dapat memberi banyak informasi
terkait kondisi kampus.
Kami berdiskusi seputar agenda
terakhir kampus yakni Orientasi Pengenalan Akademik (OPAK). Acara tersebut
diorganisir oleh panitia dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Dewan Mahasiswa UIN
Suka. Dalam rangkaian acaranya terdapat sesi yang melibatkan UKM. Yakni
teman-teman UKM diberi space waktu untuk unjuk kebolehan dengan maksud
publikasi kegiatan dan rekruting.
Sesi UKM itulah yang banyak kami
bahas. Dalam pelaksanaannya terdapat kesalahan -yang menurut banyak pihak
disengaja- yang merugikan UKM. Penampilan UKM yang seharusnya diikuti oleh
seluruh mahasiswa baru kenyataan tidak demikian. Sebagian mahasiswa yang tengah
mengikuti ospek tersebut malah ditarik oleh panitia, wal hasil teman-teman UKM
merasa dirugikan karena penampilannya tidak disaksikan oleh semua mahasiswa.
Sebenarnya aksi culas itu bukan kali
pertama, tahun-tahun sebelumnya pun pernah terjadi. Saya juga masih ingat saat
ospek dulu. Maba diperintah untuk meninggalkan teman-teman UKM yang tengah
memperkenalkan organisasinya.
Dalam obrolan kami tadi, muhaimin
menyampaikan bahwa tindakan dema membuat para pengurus UKM tidak terima dan
melakukan unjuk rasa di depan rektorat. Dengan yel-yelnya “opak gagal Rifai (Purek
III) turun” mereka mengungkapkan kekecewaanya terhadap jalannya opak.
Kejadian tersebut tentu saja
merupakan pembelajaran politik yang sangat tidak baik. Sebagaimana kita ketahui
BEM sebagai sarana pembelajaran kepemimpinan sudah dikotori oleh
tindakan-tindakan amoral bahkan picik. Ini adalah realitas yang sangat buruk. Kalau
pejabat yang berbuat korup adalah mereka yang usianya relatif sudah tua atau
setidaknya lebih tua dari mahasiswa. Namun apa jadinya jika generasi muda sudah
terjangkit virus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)?.
Ibarat tanaman maka ia sudah busuk
sejak masa pembibitan, dan bisa dibayangkan bagaimana hasilnya kelak, tanaman
tidak akan tumbuh sehat bahkan dapat mati. Begitu juga dengan permasalahan ini,
apa jadinya ketika masih mahasiswa namun sudah banyak melakuakn praktek kotor?.
Saya tidak tahu sampai kapan kampus akan dipimpin oleh golongan-golongan
primordial yang hanya mementingkan kepentingan kelompoknya. Semoga apa yang
terjadi hari ini memberikan penyadaran bagi si pelaku kejahatan tersebut juga
kepada mereka yang terdzolimi agar bangkit bersatu dan melawan!.